KONSEP NILAI MODERASI DALAM KITAB SARASAMUSCAYA

Authors

  • Farida Setyaningsih, Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah
  • Dewi Ayu Wisnu Wardani Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah

Keywords:

Nilai, Moderasi, Sarasamuscaya

Abstract

Konsep atau anggitan adalah abstrak, entitas mental yang bersifat universal yang menunjukan pada kategori/ kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Konsep merupakan abstrak dari sebuah ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam sebuah kata atau simbol. Konsep disebut sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam karakteristik. Dan mengapa konsep disebut abstrak? Karena mereka telah menghilangkan perbeaan dari segala sesuatu dalam ekstensi, memperlakukan seolah - olah mereka identik, dan universal dimana mereka dapat diterapkan secara merata pada setiap extensinya. Dalam beragama, semua sepakat bahwa kasih sayang, empati, rasa damai, menghormati, dan saling menghargai adalah sikap yang harus diterapkan dan dirasakan di tengah kehidupan bermasyarakat. Terlebih dalam kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan keberagaman seperti beragamnya suku, budaya, dan keyakinan dalam beragama. Maraknya teknologi informasi yang semakin canggih mengakibatkan pengaruh gaya hidup dan pola pikir generasi milenial cenderung menirukan gaya hidup orang-orang barat yang sangat jauh berbeda dengan tradisi dan kehidupan yang ada di negara ini. Hampir setiap hari bahkan setiap saat, generasi milenial tidak lelah untuk selalu mencomot dan membagikan informasi atau konten-konten yang viral di media sosial yang salah satunya adalah tentang moderasi dalam beragama, tanpa memikirkan infromasi tersebut benar atau salah. Dalam kitab Sarasamuscaya ini banyak sekali mengandung nilai – nilai yang adiluhung, bermoral dan mengajarkan kebenaran, kejujuran, hidup rukun, saling toleransi, saling menyayangi , tenggang rasa, megutamakan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi dan selalu menghargai dan menghormati perbedaaan. Hidup rukun tidak akan bermakna, jika tidak diimplementasikan dalam segala kehidupan, lebih-lebih hanya sebagai hiasan bibir dan guna mendapatkan simpati tidak akan bermanfaat, justru menimbulkan berbagai intriintrik yang mengarah ketidak rukunan. Siapapun tidak menginginkan hal itu dari sudut pandang apapun jelas tidak dibenarkan. Terkait dengan hal itulah kita dituntut untuk sungguh-sungguh mengimplementasikan nilai moderasi yang dilandasi dengan ajaran agama dalam kehidupan kita sehari – hari guna mencapai kesejahteraan lahir, batin kehidupan yang harmonis dengan berbagai perbedaan dan keragaaman di negara kita yaitu Nagara Indonesia.

References

Kajeng Nyoman Dkk. 2003, Sarasamuscaya Dengan teks Bahasa

Sansekerta dan Jawa Kuno, Pustaka Mitra Jaya, Jakarta.

Proyek Peningkatan Kerukunan Hidup Umat Beragama, Pusat Kerukunan

Umat Beragama Departemen Agama Republik Indonesia, 2003,

Manajemen Konflik Umat Beragama, Jakarta.

Lipi Press, 2005, Sejarah dan Dialog Peradaban, Jakarta, Indonesia.

ATHARVADVEDA Samhita, 2005, Bhasya of Saynacarya, Paramita

Surabaya.

Warta I Nyoman, 2019, Nilai-nilai Sosioreligiositas Etisestetis, Dalam

Geguritan I Ceker Cipak (Ceritra Anak Miskin Peyayang Semua Mahluk

Akhirnya berpahal Kebaikan) Surabaya Paramita.

Downloads

Published

2021-01-15

How to Cite

Farida Setyaningsih, & Dewi Ayu Wisnu Wardani. (2021). KONSEP NILAI MODERASI DALAM KITAB SARASAMUSCAYA. Prosiding STHD Klaten Jawa Tengah, 1(1), 72-81. Retrieved from https://prosiding.sthd-jateng.ac.id/index.php/psthd/article/view/31