TOLERANSI DALAM KEBERAGAMAN UMAT BERAGAMA DI BALI STUDI: TEMPAT IBADAH TERPADU PUJA MANDALA NUSA DUA
Keywords:
Kata Kunci: Puja Mandala, Tempat Ibadah, Toleransi Beragama, Nusa Dua BaliAbstract
Bali dikenal dengan julukan Pulau Seribu Pura, perlambang mayoritas penduduknya yang merupakan penganut Hindu. Di kawasan Puja Mandala merupakan sebuah tempat ibadah dari kepercayaan berbeda berdampingan dengan damai. Masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu menghargai keberagaman dan toleransi antara umat beragama. Toleransi ini terlihat pada keberadaan kawasan Puja Mandala di Nusa Dua Bali. Penelitian ini dianalisis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian budaya serta dikaji menggunakan teori wawancara. Hasil penelitian menunjukkan Puja Mandala sebagai simbol membangun keindonesiaan yang harmonis dengan menghormati perbedaan, dengan menjunjung spirit kebhinekatunggalikaan, Puja Mandala juga menjadi daya tarik wisata yang memikat. Tempat ini kian ramai dikunjungi wisatawan asing dan domestik, baik yang berkunjung saja maupun yang sekaligus melakukan aktivitas keagamaan. Gagasan di balik pembangunan Puja Mandala sejauh ini sudah tercapai. Kawasan Puja Mandala menjadi model dan inspirasi terciptanya kerukunan serta kedamaian bagi generasi milenial yang rentan dengan sikap individualis.References
Abdullah, M. (2010). Pluralisme agama dan kerukunan dalam keragaman. Jakarta:
Buku Kompas.
Darma Putra (2017). Puja Mandala Nusa Dua: Monumen Bhineka Tunggal Ika
Bali Untuk Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Kajian Mutakhir Bahasa,
Sastra, Dan Budaya Daerah Untuk Membangun Kebhinekatunggalikaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Fathor Rahman (2019). Potret Sosial Keberagamaan Yang Harmonis Di Puja
Mandala, Nusa Dua Bali. Al Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian-ISSN:
-9726 (p); 2541-0717 (e) Volume 14, Nomor 1 (Mei, 2019)
Moleong, J.L. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Roswidyaningsih, L. (2014). Pengaruh tingkat toleransi
beragama terhadap interaksi sosial di desa sampetan kecamatan ampel
kabupaten boyolali. Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Solo (2008). Peranan Kepemimpinan Umat Beragama Dalam Menjaga Dan
Melestarikan Puja Mandala Sebagai Simbol Kerukunan Antar Umat
Beragama. Tesis Program Pascasarjana Prodi Ilmu Agama dan Kebudayaan
Universitas Hindu Indonesia.
Sairini, W., dkk. (2006). Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan
berbangsa. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Waruwu, D. (2017). Kawasan Puja Mandala Wujud Kearifan Lokal dan Destinasi
Wisata Spiritual dalam Pengembangan Model Toleransi di Indonesia. Vidya
Samhita: Jurnal Penelitian Agama, 3 (1), 15-25.
Waruwu, D. & Promono, J. (2018). Keunikan Toleransi di Kawasan Puja Mandala
Nusa Dua Bali. In
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
- Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk membagikan karya tersebut dengan pengakuan atas penulis dan publikasi awal karya tersebut dalam jurnal ini.
- Jurnal memungkinkan penulis untuk memegang hak cipta tanpa batasan dan mengizinkan penulis untuk mempertahankan hak penerbitan tanpa batasan.
- Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena hal itu dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan (Lihat Pengaruh Akses Terbuka).