TRADISI PERANG TOPAT SEBAGAI SARANA MEMPERERAT KERUKUNAN UMAT HINDU DAN ISLAM WAKTU TELU DI PURA LINGSAR
Keywords:
Kata kunci : perang, topat, sukuAbstract
Keberadaan Pura Lingsar di Desa Lingsar, Provinsi Nusa Tenggara Barat telah mampu mempersatukan dua latar belakang agama etnis yang berbeda yaitu Islam Sasak Suku Wetu Telu (Waktu tiga) dan Suku Hindu Bali. Insiden telah terjadi sejak pemerintahan Raja Karangasem di Lombok Barat. Berdirinya Pura Lingsar adalah diperkirakan terjadi kurang lebih pada tahun 1615 Saka oleh AA Anglurah Ketut Karangasem yang berkuasa saat itu dan diperluas lagi oleh kakaknya yang bernama AA Anglurah Made Karangasem kira-kira sekitar tahun 1720. Pengaruh Raja Karangasem sudah bisa membangun toleransi bagi kedua suku tersebut, sehingga kedua suku tersebut selalu bersama-sama dalam melakukan ritual perang topat. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang tradisi perang topat di Pura lingsar, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memahami dan memahami toleransi antar umat beragama. Selain itu untuk memberikan ilmu apakah dinamisme toleransi terjadi atau tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif model analisis etnografi baru dengan teknik pengumpulan data yang menggunakan observasi, wawancara etnografi, studi literatur,studi dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah domain analisis, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema. Dari penelitian yang dilakukan di lapangan dalam memperoleh hasil keberadaan Pura Lingsar didirikan oleh A.A Ketut Karangasem yang mendapatkan wahyu dari Tuhan / Ida Sanghyang Widhi Wasa. berdiri Pura lingsar bertujuan untuk mempersatukan batiniah antara masyarakat Suku Sasak dengan masyarakat Hindu Bali. Untuk tahun berdirinya Pura Lingsar tidak bisa dipastikan karena tidak ada menyebutkan sumber tertulis. Tradisi Perang Ketopat yaitu integrasi, toleransi, dan religius. Sosio Agama dari Suku Sasak dengan Masyarakat Hindu memiliki keterkaitan sehingga terjadi komunikasi proses antara dua suku ini dan berdasarkan persepsi dari dua komunitas ini. Suku tersebut memiliki sikap idealis yang sangat tinggi dalam menjalankan tradisi Perang TopatReferences
Biakta, Ida Bagus. 2014. Sesaji Upacara Perang Topat di Pura Lingsar Kemalik Kecamatan
Lingsar (KajianBentuk, Fungsi, dan Makna Skripsi. Mataram: Program Strata Satu
STAHN Gede Pudja.
Budiasa, I Made. 2010. Makalah berjudul “Metode Penelitian Lapangan:Paradigma dan
Metode Etnografi Baru. Bungin, Burhan 2010. Metodologi Penelitian Sosial: tFormat Kuan)t
itatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.Elbadiansyah, Umiarso. 2014.
Interaksionisme Simbolik dari Era Klasik hingga ModernJkarta: PT Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian KualitatifBandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rasti, Ni Wayan. 2005.
Wetu Telu di Kabupaten mataram Sebuah Kajian Teologi Hindu.Tesis Denpasar: Program
Pasca Sarjana IHDN
Saori dan Komariah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitati Bandung: Alfabeta.
Sudarsana, I. K. (2017). Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Hindu Melalui Efektivitas
Pola Interaksi Dalam Pembelajaran Di Sekolah.Prosiding Semaya 2134
Sudarsana, I. K. (2017). Menumbuhkan Minat Belajar Bahasa Bali Pada Kalangan Remaja.
Prosiding Sembada 2017 Sudarsana, I. K. (2017, October). PERANAN ORANG TUA
DALAM PENANAMAN BUDI PEKERTI PADA ANAK. InPROSIDING SEMINAR
NASIONAL ANAK USIA DINI (SEMADI)
.Sujana, I Made. 2006. Upacara Perang Tupat dalam Kehidupan Masyarakat Suku Sasak
Waktu Telu dan Umat Hindu di Pura Lingsar Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat
(Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna)
.Tesis. Denpasar: Program Pascasarjana IHDN.Wiguna, I. M. A. (2017, October). Memaknai
Mahavakya Sebagai Bentuk Universalitas Veda Dalam Upaya Membangun Semangat
Kebhinekaan. In Prosiding Seminar Pendidikan Agama(pp. 93102).
Wiguna, I. M. A. (2018). UNIVERSALITAS MAHATMA GANDHI. GUNA WIDYA:
JURNAL PENDIDIKAN HINDU
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
- Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk membagikan karya tersebut dengan pengakuan atas penulis dan publikasi awal karya tersebut dalam jurnal ini.
- Jurnal memungkinkan penulis untuk memegang hak cipta tanpa batasan dan mengizinkan penulis untuk mempertahankan hak penerbitan tanpa batasan.
- Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena hal itu dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan (Lihat Pengaruh Akses Terbuka).